Dunia sinema Indonesia kehadiran tontonan bioskop baru lagi. Kisah mengenaskan seorang gadis yang bernama Vina asal Cirebon pada tahun 2016 karena menjadi korban pembantaian geng motor yang diangkat ke layar lebar.
Cerita ini sangat populer pada waktu itu, karena arwah korban yang merupakan gais di bawah umur, menceritakan kasus ini melalui perantara. dengan memasuki tubuh sahabatnya.
Karakter-karakter yang ada di tontonan bioskop juga sesuai dengan aslinya. Walaupun cerita yang disampaikan agak sedikit berbeda dengan yang versi nyatanya, tontonan bioskop ini sama sekali tidak merubah cerita yang disampaikan.
Vina versi asli ataupun yang versi tontonan bioskop , keduanya merupakan korban dari kejamnya kriminalitas geng motor. Jika dibedah lebih dalam, dalang sebenarnya dari penganiayaan ini adalah seorang anak polisi. Kejam!! Tidak hanya jadi korban pembunuhan, sebelum dia meninggal, Vina sempat di perkosa secara bergantian, setelah dipukul dengan benda tajam berkali-kali.
Saat ajal menjemputnya, Vina di pindahkan ke jalan layang dan diletakan di pinggiran seakan-akan menjadi korban kecelakaan lalu lintas. Vina tidak sendirian, dalam cerita, banyak orang yang menjemputnya juga jadi korban kekerasan. Kisah nyatanya adalah, korban dari penganiayaan geng motor tersebut, yaitu dirinya dan sang kekasih, Rizky.
tontonan bioskop Vina menceritakan jenazah Vina (Nayla Purnama) yang ditemukan di jalan layang Cirebon dipikir mengalami kecelakaan motor tunggal.
Sang nenek (Lydia Kandao) curiga karena tubuh cucunya remuk tak wajar, tapi tidak punya bukti yang cukup untuk membuktikan keyakinannya dari kematian cucunya. Sebelum 7 hari setelah Vina meninggal, Vina merasuki tubuh sahabatnya, Linda (Gisellma Firmansyah) untuk mengungkapkan kebenaran.
Seperti halnya cerita horor pada umumnya, Vina diceritakan menjadi arwah gentayangan karena merasa belum selesai. Dari cerita dengan alur maju-mundur, penonton dapat dengan mudah mengerti mengenai kasus penganiayaan ini. Pastinya, cerita ini berhasil membuat penonton terbawa kedalam cerita dan turut merasakan penderitaan Vina.
Namun, sepertinya, cerita yang disampaikan terlihat sangat bertele-tele. Tidak akan membuat bosan, hanya ada beberapa adegan yang sepatutnya bisa ditiadakan. Seperti contohnya, jumpscare. Walaupun hanya sedikit, jumpscare yang muncul terkesan terlalu dipaksakan, cenderung tidak sedikit juga yang gampang ditebak.
Lalu ada adengan pengulangan dalam cerita yang juga terasa berlebihan. Seharusnya tontonan bioskop ini akan menjadi tontonan bioskop terbaiknya Anggy Umbara, jika tujuannya diubah menjadi mysteri thriller dengan dalih dijadikan horor kebanyakan. Akan cocok kalau tontonan bioskop ini menjadi sajian investigasi untuk mengungkap kasus yang sampai hari ini belum terselesaikan didukung dengan suguhan thriller pembunuhan eksplisit dan bikin seram.
Terlepas dari kekurangannya, tontonan bioskop ini bisa menyampaikan pesan moral yang cukup pada penikmatnya. Dari tontonan bioskop ini, kita akan melihat langsung contoh cara hukum yang tumpul ke atas, tajam ke bawah.
“Indonesia itu hukumnya belum berkalan sebagaimana mestinya. Yang ingin disampaikan melalui tontonan bioskop ini, mari sama-sama bangun kepedulian. Kita berhenti disini, jangan ada lagi Vina-Vina lainnya, yuk kita bareng-bareng tegakan hukum. Jangan hanya tumpul ke atas tajam ke bawah,” tutur Anggy Umbara sutradara tontonan bioskop Vina saat premier.
Semua berharap, tontonan bioskop ini tidak hanya menjadi tontonan saja, namun akan menjadi wadah untuk memberikan doa untuk Vina.